Rabu, 15 Juni 2016

CERPEN


TERNYATA AKU PINGSAN.......
Pagi ini, aku bangun tak seperti hari biasanya. Mataku terbuka tanpa aku mendengar suara alarm hanphoneku yang sebelumnya tak pernah absen untuk membangunkanku sholat subuh dan kulihat hanphone kecilku masih tergeletak di samping bantal. Aku sangat kaget karna baru kali ini aku terlambat sholat subuh, Cepat-cepat kusingkirkan selimut kesayanganku dan segera melipatnya dengan rapi dan akupun segera beranjak ke kamar  mandi untuk mengambil air wudhu. Setelah sholat akupun mandi dan segera mengenakan baju kuliahku yang biasanya kupakai kekampus dan setelah itu aku beranjak ke tempat penyimpanan  sepatu yang terbuat dari dos bekas karna tak mampu membeli rak sepatu, segera memakai sepatu coklat muda bertali putih yang kecoklatan karna tak pernah di cuci.
Setelah persiapanku selesai, akupun keluar dari kamar kostku. Kuturuni anak tangga yang menghubungkan lantai atas dan lantai bawah. ”Aneh!!!”, pikirku dalam hati. Mulai kapan suasana kostku jadi sunyi seperti ini???
“ibuu....”,  panggilku untuk ibu pemilik kost memecah kesunyian. Namun tak ada jawaban sama sekali. “Mungkin ibu kost pulang kerumahnya kali yahh,”, bisikku dalam hati. Kucoba tuk singgah di depan kostku yang kebetulan juga dia menjual cemilan sama dengan ibu kostku akupun berteriak belii...belii...belii...Namun tidak ada jawaban yang kudengar. “Mungki ibu kostnya lagi masak kali?”, bisikku dalam hati lagi.
            Lalu akupun berangkat kekampus menulusuri jalan-jalan tikus yang sering kulewati jika terburu-buru kekampus akupun memutuskan untuk sarapan dikantin karna toko ibu kost lagi tutup.
“adell panggilku untuk teman sekelasku di perkuliahan, namun aneh dia malah berjalan dan tidak menggubrisku sama sekali, “mungkin dia lagi terburu-buru”. Akupun melanjutkan perjalanan menuju kampus, setelah beberapa menit akupun sampai di fakultas,  maklum kost dan fakultas aku sangat dekat jadi bisa di tempuh dengan berjalan kaki.
“Kenapa kelas sunyi yahh”, bisikku dalam hati. Hampir semua teman kelas belum masuk dan yang ada hanya sry, dilla, ira, nurmi, dan marham serta aku yang duduk sendiri di pojok depan, sengaja aku duduk sendiri dan menjauh dari mereka karna aku memang malas bicara dan bergaul semenjak masuk kuliah. Tapi sudahlah tidak usah di bahas lagi.
            Lama aku menunggu pak dosen atau bu’ dosen namun tak satupun dari mereka yang mucul untuk memberi kami pelajaran, akhirnya aku memutuskan untuk bolos dan berniat untuk pergi ke bukit samata yang tak jauh dari kampusku hanya menyebrangi jalan raya yang lumayan padat dengan kendaraan,  sebelum berangkat kebukit aku melihat  mifta dia adalah teman yang pertama kukenal saat aku masih mahasiswa baru di kelas,  akupun berniat untuk mengajaknya bolos namun dia sangat terburu-buru menaiki motor dan tak mendengar panggilanku diapun pergi entah kemana.
            Akupun memutuskan untuk pergi sendiri, jadi aku berjalan dengan santai sambil menikmati hembusan angin yang menghapus keringat, langkahku menuju bukit tidak seberapa jauh lagi. Kupercepat langkahku karna aku sudah tidak sabar untuk sampai di bukit, tubuhku yang penuh dengan keringat dan krongkongan yang serasa sudah kering mulai membutuhkan cairan yang dingin dan manis..”sebut saja TEH GELAS”hehehehe....Namun kecepatan langkahku semaki berkurang kulihat banyak mobil dan sepeda motor yang terparkir tidak beraturan membuat jalan menjadi macet. “kayaknya ada yang kecelakaan dehh”,tanyaku dalam hati.
Entah mengapa hatiku dag..dig..dug..saat aku melihat motor hijau terkapar, motor yang mirip dengan milik kakakku. Langkahkupun makin cepat hingga kakiku melangkah menuju kerumunan orang banyak, kulihat santi dan hampir semua teman kelasku ada pada kerumunan. Kuhampiri mereka. Santi siapa yang kecelakaan? namun anehnya dia sama sekali tidak melirik dan menjawab pertanyaanku, aku sedikit kesal akhirnya aku memaksakan tubuh kecilku untuk masuk di tengah kerumunan orang banyak untuk memastikan siapa yang kecelakaan, setelah kulihat sosok tubuh kurus yang dilumuri darah dan tak sadarkan diri. Aku sangat kaget melihatnya karna tak lain itu adalah tubuhku, tubuhku terjatuh dan terluka hingga tak sadarkan diri. Kuhampiri tubuhku dan bertanya pada diri sendiri, Tuhan mengapa ini terjadi? Akupun bingun dengan diriku sendiri.
 Setelah beberapa menit mobil ambulance telah tiba, tubuhku di angkat oleh beberapa orang yang tak ku kenal, mobil itu melaju dengan cepat dan tepat hingga tubuhku sampai pada pembaringan yang biasa di sebut ruang ICU. Beberpa orang berbaju putih berlari sambil bergantin memegan benda yang tak ku tau namanya apa. Beberapa menit kemudian tubuhku dibalut verban dan tusukan jarum spoit yang berisi dengan cairan obat.
Bayangku lenyap merasuk kedalam tubuhku yang lemas hingga aku tersadar dari tidurku yang lelap. Ternyata banyak orang disekelilingku.
 Aku tak banyak menggingat mengapa? Dan bagaimana? aku bisa jatuh dari motor milik kakakku, yang kuingat hanya belajar naik motor setelah sholat subuh karna aku melihat jalan masih sepi hanya ada satu dua motor yang lewat,  akupun memberanikan diri untuk mengendarai motor dan menyebrangi jalan namun  aku tidak menyadari ternyata ada mobil truk yang melaju sangat kencan dan akupun tertabrak. Entah bagaimana keadaanku selanjutnya. Yang kutau tubuhku terkapar dan dirawat di ruang ICU.


 aku akan bercerita lagi jika semuanya akan baik-baik saja........






kata-kata

   " Hidup memang sulit tapi kesulitan bisa saja lenyap jika ada teman"
   Dunia telah berputar...yahh dia benar-benar berputar dan sekarang aku larut dalam putaran itu yang mana putaranya tidak pernah di pikirkan oleh pikiranku jujur aku merasa putaran ini menindihku terlalu dalam....sangat dalam...sampai-sampai hidupku yang ramai di sulap menjadi kesunyian yang sangat suram, aku tertindih oleh waktu yang tak bisa ku kejar dan aku merasa hartaku yang berharga telah di rampas...sebut saja hartaku hanyalah KAWAN mataku tak dapat melihatnya lagi karna tertutupi oleh waktu dan tempat, aku menari-nari dalam sepi hatiku menjerit namun tak ada arti alam hanya tersenyum kecut melihatku melamun seorang diri, orang sekitarku hanya tertawa hambar melihat lusuh di wajahku. Aku merasa hidup seolah-olah tak berarti jika tak memeluk masa lalu hari ini esok dan seterusnya aku akan mendekapnya didalam hatiku karna masalalu juga pernah hidup bersamaku,,jangan melupakanya sekali-kali berkunjung ke masa lalu walaupun pedih rasanya......